Senin, 09 Mei 2011

Klasifikasi Keaanekaragaman hayati

KLASIFIKASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Sejak jaman dahulu, manusia mempunyai keinginan mengenal dan memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia ilmu, keanekaragaman hayati dipelajari untuk keperluan ilmiah dan sangat bermanfaat untuk pengembangan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Cabang - cabang biologi seperti botani dan zoologi memerlukan data atau gambaran menyeluruh tentang hewan dan tumbuhan yang ada di bumi ini.
         sebagian hewan dan tumbuhan telah diidentifikasi dan diberi nama , tetapi sebagian lagi belum. Dari hasil studi diperkirakan jumlah jenis tumbuhan di bumi lebih  dari 300.000 dan jumlah hewan sekitar 1.000.000. 

1. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi 
Klasifikasi bertujuan untuk menyederhanakan objek studi mahluk hidup yang sangat beranekaragam, sehingga akan lebih mudah mempelajarinya.
Secara singkat klasifikasi bermanfaat bagi manusia antara lain :
*      untuk penelitian lebih lanjut sehingga mahluk hidup yang telah dikenal melalui klasifikasi dapat lebih dimanfaatkan .
*      Untuk dipelajari agar dapat melestarikan keanekaragamn hayati dimasa mendatang. 
*      Untuk mengetahui hubungan antara organisme satu dengan yang lain.

2.Proses dan Hasil Klasifikasi 
Proses klasifikasi mahluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri - ciri yang dimiliki mahluk hidup  tersebut. Jadi suatu kelompok akan terbentuk dari berbagai jenis hewan yang memiliki ciri berbeda membentuk kelompok lain. Langkah selanjutnya kita berikan nama masing - masing kelompok tersebut.

3. Tata Nama Mahluk Hidup
Hingga abad ke-18 semua naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa latin sebagai bahasa para ilmuwan.
Nama hewan dan tumbuhan menggunakan bahasa Latin dan memakai nama yang panjang (polinomial).Contoh pada tumbuhan: Sambucus dengan batang berkayu yang bercabang dan memiliki bunga berbentuk payung (Sambuctr caulea rboreofl oribus umbellaits ). Setelah Carolus Linnaeus memperkenalkan sistem penulisan baru, penulisan polinomial diubah kebinomial.
Beberapa prinsip utama dari sistem penamaan Carolus Linnaeus, Binomial Nomenklatur
a.         Menggunakan bahasa latin atau yang
dilatinkan
b. Menggunakan dua suku  kata
c. suku kata pertama menentukan genus, suku
   kata kedua menentukan spesies
d. penulisan genus diawali huruf besar,
   penulisan spesies diawali  huruf kecil
e. dibawah nama genus dan spesies diberi garis
   yang terputus atau  tulisannya dimiringkan
   contoh: Oryza sativa atau Oryza sativa
            Genus spesies
Di dalam klasifikasi , mahluk hidup dikelompokkan dalam kelompok besar hingga  kelompok kecil  . Kategori yang digunakan Linnaeus pada waktu itu adalah :





*      Kingdom (kerajaan)
*      Filum/ Divisio (Keluarga besar)
*      Class (Kelas)
*      Ordo (bangsa)
*      Famili (suku)
*      Genus (marga)
*      Spesies (jenis)
Urutan dari kingdom ke spesies adalah menurut persamaan ciri - ciri yang paling umum kemudian makin kebawah persamaan ciri - ciri makin khusus dan perbedaan ciri - ciri makin kecil.

Sejak Zaman Aristoteles hingga pertengahan abad ke-20 , para biologiwan membagi mahluk hidup kedalam dua kingdom, plantae (tumbuhan) dan animalia (hewan).

Setelah ditemukan mikroskop, pengetahuan tentang ciri organisme mulai berkembang. Menjelang akhir abad ke-19  seorang biologiwan berkebangsaan jerman, Ernst Haeckel mengusulkan kingdom ketiga , yaitu protista untuk bakteri. Akan tetapi dalam penelitiannya lebih lanjut, Haeckel menemukan bahwa ciri - ciri kingdom protista tidak sesuai untuk bakteri.
Ditahun 1937, Biologiwan laut , Eukariota Chatton mengusulkan kingdom prokariota untuk bakteri dan kingdom Eukariota untuk organisme lainnya.
Dikotomi (pembagian atas dua konsep yang berlainan)  saat ini diakui oleh biologian secara universal sebagai perbedaan revolusioner yang mendasar. saat ini bakteri dan Cyanophyta yang inti selnya sama - sama tidak diselubungi membran dimasukkan dalam kingdom Monera.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain , para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan . Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam  kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (ganggang , protozoa; jamur air, kapang lendir), Fungi, Plantae , dan Animalia.

Prinsip lain yang perlu diperhatikan dalam sistem klasifikasi menurut C. Linnaeus adalah penggunaan dua kata untuk pemberian nama khusus, yiatu nama genus dan spesies dari suatu mahluk hidup.
Cara ini kemudian dinamakan binominal nomenclatur artinya adalah pemberian nama mahluk hidup dengan dua kata. kata pertama menunjukkan genus, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies.
Aturan ini kemudian dibakukan secara internasional  dan menjadi  nama universal untuk semua negara. sebagai contoh burung gereja diberi  nama Passer domesticus. Bila satu spesies terbagi atas sub spesies maka ditandai dengan nama ketiga , contoh passer domesticus  domesticus (untuk subspesies yang ada didaratan Eropa) dan passer domesticus niloticus (untuk yang berada di dataran rendah sungai Nil).
Usaha - usaha penertiban nama ilmiah telah dirintas secara internasional sejak tahun 1867 untuk tumbuhan , dan tahun 1898 untuk hewan. Dewasa ini kita telah memiliki kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (international Code of Botanical  Nomenclature) dan kode international Tata Nama Hewan (International Code of Zoological Nomenclature).

1). Cara Menulis Nama Jenis
Ketentuan - ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan  sistem tata nama binomial adalah sebagai berikut:
    i.      huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, edangkan untuk kata penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil semua . Contoh: Zea mays; Zea = genus mays = spesies
   ii.      Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). contoh: Zea mays bila dicetak ; Zea mays bila diketik.
  iii.      Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata , kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis.
            Genus      spesies
Jenis hewan yang terdiri dari tiga suku kata seperti:
Felis maniculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung sedang untuk varietas perhatikan contoh, Hibiscus sabdarifa-varalba Fad. (rosela varietas putih).
bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan dengan menambah huruf (i) di belakangnya. contohnya antara lain tanaman pinus yang ditemukan oleh merkus , maka tanaman itu pinus merkusii.

2) Nama Marga / Genus
Nama marga / genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya.
Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh marga tumbuhan: Solanum (terung - terungan), marga hewan: Canis  sp (anjing), Felis sp (Kucing).

3) Nama Suku / Famili
Nama Famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran acceaebila itu tumbuhan dan idea bila mahluk itu hewan. Contoh nama famili pada tumbuhan: famili Solanaceae dari solanum  + aceae (terung - terungan). contoh nama famili hewan:
Familia Canidae dari Canis + idae
Famili Felidae dari Felis + idae

4) Nama Kelas adalah nama genus + nae,
contoh : Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae.
5) Nama Ordo adalah nama genus + ales ,
 contoh : Zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales.




4. Kriteria Klasifikasi Tumbuhan
Dalam pengklasifikasian tumbuhan perlu diperhartikan beberapa kriteria sebagai berikut.
v  Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan; ada tumbuhan bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler).
v  Organ perkembangbiakannya.
v  Habitus tumbuhan waktu hidupnya; tegak, menjalar, atau merambat.
v  Struktur jaringan pengangkut (Xilem dan Floem).
v  Tipe silinder pusat (stele), ada tiga tipe stele yaitu: Protostele, sifonostele, dan diktiostele.
v  Bentuk dan ukuran daun ; dikenal dua macam bentuk dan ukuran daun yakni, makrofil dan mikrofil.
v  cara berkembang biak; seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). pada cara generatif akan diperoleh hasil fertilisasi yang bersifat heterogamet atau isogamet.
h. Biji, bunga dan buah; ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menetukan tingkat keprimitifan suatu tumbuhan.

5. Kriteria Klasifikasi Hewan
sama seperti tumbuhan, di dalam klasifikasi hewan harus diperhatikan beberapa kriteria berikut ini.
1.  jumlah sel penyusun tubuh hewan; ada yang bersel tunggal (protozoa) dan ada yang bersel banyak (metazoa).
2.  Jaringan penyusun tubuh; pada hewan primitifterdiri dari dua jaringan embrional (diploblastik), contoh: porifera, Coelenterata. Pada hewan yang lebih tinggi tingkatannya, tubuhnya terdiri dari tiga jaringan embrional (triploblastik), contoh: Chordata.
3.  Saluran pencernaan makanan: hewan tingkat rendah belum memiliki saluran pencernaan makanan, sedangkan hewan tingkat tinggi memiliki lubang mulut saluran pencernaan , dan anus.
4.  Selom, yaitu rongga tubuh yang dibatasi oleh dinding mesodermis dan dinding sebelah dalam dilapisi oleh peritonium; hewan yang memiliki rongga tubuh disebut euselomata .
5.  Segmentasi , khusus pada hewan bersel banyak (metazoa).
6.  Kerangka (skeleton). hewan yang berkerangka luar (eksoskeleton), misalnya Arthropoda, lebih rendah tingkatannya dari pada yang berkerangka dalam (endoskeleton), misalnya Chordata.
7.  Anggota badan yaitu bagian yang terproyeksi keluar untuk bergerak dan menangkap makanan, misalnya tantakel  pada anemon, serta pada cacing tanah.
8.  Bentuk tubuh ; pada umumnya hewan memiliki bentuk tubuh yang simetris.beberapa protozoa menunjukkan simetri bulat (radial), sedangkan beberapa filum yang lain simetri bilateral, misalnya pada Chordata. Bentuk tubuh lainnya adalah asimetris.
9.  Dewasa ini , dengan bertambah majunya teknologi di bidang biokimia, pengklasifikasian mengalami kemajuan dengan dimanfaatkannya tes DNA untuk menelusuri kekerabatan . Dengan tes DNA , pengklasifikasian menjadi lebih teliti dan tidak hanya mengandalkan ciri - ciri morfologi.

6. Identifikasi Hewan dan Tumbuhan 
Identifikasi mahluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas suatu mahluk hidup.
Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. cara yang paling pouler yakni dengan membandingkan tumbuhan / hewan yang ingin diketahui dengan gambar didalam buku atau antara tumbuhan dengan material  herbarium yang sudah diketahui identitasnya.
identifikasi pada hewan dapat dilihat melalui bagian tubuh yang menunjukkan sifat - sifat khusus penunjuk adanya  keanekaragam morfologis, antara lain:
Ø  susunan kulit dan modifikasinya.
Ø  susunan alat gerak,
Ø  susunan bagian - bagian tubuh (kepala - badan - ekor)  dan modifikasi hubungannya,
Ø  susunan endoskeleton ,
Ø  susunan gigi,
Ø  lubang hidung,
Ø  susunan alat pendengaran bagian luar,
Ø  susunan mata, dan lain - lain.
Identifikasi pada tumbuhan dapat dilakukan dengan melihat bagian tubuh tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai penunjuk adanya keanekaragaman tumbuhan, misalnya sifat - sifat morfologi yang ditampakkan oleh:

1. Daun
a)   tata daun
b)   bentuk daun
c)   bentuk tepi daun
d)   pangkal dan ujung daun
e)   pertulangan daun
f)   sifat - sifat permukaan daun

2. Bunga
a.   Bagian - bagian bunga
b.  Bagian organisasi bunga
c.   Tata dan susunan bunga.

3. Buah, ranting, kulit batang, dan sifat akar tumbuhan.

Minggu, 08 Mei 2011

Flora dan Fauna Khas Indonesia

     FLORA DAN FAUNA ENDEMIK DI INDONESIA

      I.   Nanggore Aceh Darussalam
BUNGA JEUMPA
(Michelia champaca L.)
Nama lain: Cempaka Kuning, Campaka Koneng
Suku: Mugnoltuceae
BURUNG CEMPALA KUNENG
(Copsychus pyrropygus (Lesson))
Nama lain: -
Suku: Turdidac
     II.   Sumatra Utara
BUNGA KENANGA
(Cananga odorata (Lmk.) Hook. F. & Thoms)
Nama lain: Selanga, Kananga Wangi, Sandal
Suku: Annonaceae
BURUNG BEO NIAS
(Gracula religiosa robusta Salvadori)
Nama lain: Ciong, tiong
Suku: Sturnidae
   III.   Sumatra Barat
 

ANDALAS
(Morus macroura Miq.)
Nama lain: Hole Tanduk, Andaleh, Kertau
Suku:
Moraeeae

BURUNG KUAU BESAR
(Argusianus argus Linne)
Nama lain: Kuang
Suku: Phasianidae

    IV.    Riau
PALEM NIBUNG
(Oncosperma tigillarium (Jack) Ridl.)
Nama lain: Ruyung
Suku: Arecaceae

BURUNG SERINDIT
(Loriculus Galgulus (Linnaeus))
Nama lain: Sindit, Seindit
Suku: Psittacidae

      V.    Jambi
PINANG MERAH
(Cyrtostachys sp.)
Nama lain: Palem lipstick
Suku: Arecaceae
HARIMAU SUMATERA
(Panthera tigris sumatrae Pocock)
Nama lain: Harimau loreng, Balamun, Babiat
Suku: Felidae
    VI.   Bengkulu
BUNGA SUWEG RAKSASA
(Amorphophallus titanum Becc.)
Nama lain: Bunga Bangkai Raksasa, Kubut, Kehubut
Suku: Araceae

BERUANG MADU
(Helarctos malayanus (Raffles)) Nama lain: Baruwang, Gampul, Lego
Suku: Ursidae

   VII.   Sumatera Selatan
DUKU
(Lansium domesticum Corr)
Nama Lain: Langsat, Kokosan
Suku: Meliaceae
IKAN BELIDA
(Notopterus Chitala (H.B.))
Nama lain: Lopis, Kapirat, Belido
Suku: Notopteridae 

 VIII.   Lampung
BUNGA ASHAR
(Mirabilis jalapa L.)
Nama lain: Bunga Pukul Empat, Kederat, Hoja
Suku: Nyctaginacea
GAJAH SUMATERA
(Elephas maximus sumatrae Linnaeus)
Nama lain: --
Suku: Elephanidae

    IX.   DKI Jakarta
SALAK CONDET
(Salacca zalacca) (Gaertner) Voss
Nama lain: Salak
Suku: Arecaceae
BURUNG ELANG BONDOL
(Haliastur indus (Boddaert))
Nama lain: Lang merah, Lang tembikar
Suku: Accipitridae
      X.   Jawa Barat
GANDARIA
(Bouea macrophylla Griff)
Nama lain: Ramania
Suku: Anacaroiaceae
MACAN TUTUL
(Panthera pardus Linnaeus)
Nama lain: Macan Jawa, Macan Kumbang
Suku: Felidae

    XI.   Jawa Tengah
KANTIL
(Michelia alba DC)
Nama lain: Cempaka Putih, Campaka Puteh, Bunga Eja Kebo
Suku: Magnoliaceae
BURUNG KEPODANG
(Oriolus chinensis (Linnaeus))
Nama lain: Manuk Podang, Guntijalu, Gulalahe
Suku: Oriolidae

  XII.   DI Yogyakarta
KEPEL
(Stelechocarpus burahol (BL) Hook. f & Th.)
Nama lain: Burahol
Suku: Annonaceae
BURUNG PERKUTUT
(Geopelia striata (Linnaeus))
Narna lain: Tekukur, Tekuker, Merbok
Suku: Columbidae
 

 XIII.   Jawa timur
SEDAP MALAM
(Polianthes tuberosa L.)
Nama lain: Truna Malam, Sedap Malam, Rasamalang
Suku: Amaryllid aceae
AYAM BEKISAR
(Gallusgallus Linnaeus x Gallus varius (Shaw))
Nama lain: Cukir
Suku: Phasianidae

  XIV.   Bali
MAJEGAU
(Dysoxylum densiflorum Miq.)
Nama lain: -
Suku : -
BURUNG JALAK BALI
(Leucopsar rothschildi Stresemann)
Nama lain: Curik putih, Curik bali
Suku: Sturnidae
    XV.   NTB
AJAN KELICUNG
(Diospyros macrophylla Bl.)
Nama lain: Kacang, Kilang
Suku: Ebenaceae
RUSA TIMOR
(Cervus timorensis Blainville)
Nama lain: Menjangan, Jonga, Nusa
Suku: Cervidae 

  XVI.   Nusa Tenggara Timur
CENDANA
(Santalum album L.)
Nama lain: -
Suku: Santalaceae
BIAWAK KOMODO
(Varanus komodoensis Ouwens)
Nama lain: Ora, Biawak raksasa
Suku: Varanidae


XVII.   Kalimantan Barat
 

TENGKAWANG TUNGKUL
(Shorea stenoptera Burck)
Nama lain: Meranti Merah
Suku: Dipterocarpaceae
ENGGANG GADING
(Rhinoplax vigil (J.R. Foster))
Nama lain: Anggang gudun, Anggang tokok, Tebang mentuak
Suku: Bucerotidae

XVIII.   Kalimanatan Tengah
TENGGARING
(Nephelium ramboutan-ake (Labill.) Leenh.)

Nama lain :
Kapulasan
Suku :
Sapindaceae
BURUNG KUAU MELAYU
(Polyplecton malacense scheterma­cheri Bruggemann)
Nama lain: Merak kerdil, Merak pongsu, Kuau cermin
Suku :
Phasianidae
  XIX.   Kalimantan Selatan
KESTURI
(Mangifera casturi Kosterm.)

Nama lain: -
Suku :
Anacardiaceae
BEKANTAN
(Nasalis larvatus (Wurmb))

Nama lain:
Kahau, Monyet belanda
Suku :
Cercopithcidae

    XX.   Kalimantan Timur
 
ANGGREK HITAM
(Black Orchid) Coelogyne pandurata Lindl
Suku : Orchidaceae
PESUT MAHAKAM
(Orcaella brevirostris (Owen))
Nama lain: --­
Suku : Delphinidae
  XXI.   Sulawesi Utara
LANGUSEI
(Ficus rninallassae Miq.)

Nama lain:
Mahangkusei, Tulupow+, Tambing-tambing, Werenkusei
Suku : Moraceae
TANGKASI
(Tarsius spectrum Pallas)

Nama lain:
Singapuar Sulawesi, Wesing, Mimito
Suku :
Tarsiidae

XXII.   Sulawesi Tengah
 

EBONI
(Diospyros celebica Bakh.)
Nama lain: Kayu Hitam, Eben
Suku : Ebenaceae
MALEO
(Macrocephalon maleo S. Muller)
Nama lain: ---
Suku :
Megapodidae
XXIII.   Sulawesi Selatan
 

L O N T A R
(Borassus flabellifer L.)
Nama lain: Rontal, Sekar Siwulan, Taal, Ental, Talu
Suku : Arecaceae
BURUNG RANGKONG
(Aceros cassidix (Temminek))
Nama lain: Alo, Kangkareng
Suku : Bucerotidae

XXIV.   Sulawesi Tenggara
ANGGREK SERAT
(Diplocaulobium utile Krzl.)
Nama lain: -
Suku : Orchidaceae
A N  O A
(Bubalus depressicornis (H. Smith))
Nama lain: Dangko, Bulu tutu, Soko
Suku : Bovidae

  XXV.   Maluku
ANGGREK LARAT
(Dendrobium phalaenopsis Fitzg.)
Nama lain: -
Suku: Orchidaceae
BURUNG NURI RAJA
(Amboinaking Parrot)
Nama lain: --
Suku: Psittacidae
XXVI.   Papua
MATOA
(Pometia pinnata j.R. & J.G. Forst.)
Nama lain: --
Suku: Sapindaceae
BURUNG CENDRAWASIH 12 KAWAT
(Seleucidis melanoleuca (Daudin))
Nama lain: Warju, Waygue
Suku: Paradisaeidae
Flora dan Fauna Langka Yang Dilindungi Oleh Pemerintah
 

1.   1. PUSPA LANGKA
PADMA RAKSASA

(Rafflesia arnoldi Rob. Brown)
Nama lain: Bunga Bangkai Raksasa, Krubut, Kantong Sirih Setan
Suku:
Rafflesiaceae
2.  2.  BIAWAK KOMODO
(Vuranus komodoensis Ouwens)
Nama lain: Ora, Biawak Raksasa
Suku: Varanidae

3.     3. BURUNG ELANG JAWA
(Spizaetus bartelsi Stresemann)
Nama lain: --
Suku: Accipitridae